Pangeran Babas Yang Suka Mengumpat

Dikisahkan, ada seorang putra mahkota kerajaan Kaki Langit bernama Pangeran Babas. Walau memiliki paras tampan dan tubuh yang tegap, sayangnya Pangeran Babas memiliki kebiasaan buruk. Pangeran Babas memiliki kebiasaan buruk suka mengumpat dan berkata kasar.

Ibu Ratu pun hanya dapat menggeleng sedih melihat kebiasaan buruk putranya itu. Ibunya pun menasihati Pangeran Babas agar jangan suka mengumpat dan berkata kasar berulang kali, karena dapat menyakiti hati orang lain.

Namun, Pangeran Babas mengedikkan bahu tidak menghiraukan nasehat Ibu Ratu. Namun Pangeran Babas justru berpikiran, bahwa mereka yang salah. Karena Pangeran Babas seorang pangeran, maka dia bebas melakukan apa saja yang dia inginkan.

Walau begitu, Ibu Ratu tidak pernah bosan menasihati pangeran Babas. Namun, Pangeran Babas tetap melakukan kebiasaan buruknya. Berulang kali dia mengeluarkan kata-kata kasar dari mulutnya, tidak peduli itu teman atau bahkan kepada orang yang Iebih tua. Kadal busuk, cacing peyot, macan ompong, dan masih banyak lagi perbendaharaan kata-kata kasarnya. Rasanya, tiada hari tanpa umpatan darinya.

Ibu Ratu pun mengeluh pada Raja, dan Raja pun segera menegur Pangeran Babas. Bukannya menjadi sadar, Pangeran Babas justru menjadi marah kepada ibu dan ayahnya. Pangeran Babas berpikir, kedua orang tuanya mengada-ada.

Pangeran Babas jadi merasa, bahwa ayah dan ibunya kini sudah tidak lagi menyayanginya. Raja dan Ratu hanya dapat geleng-geleng kepala mendengar kemarahan putranya. Walau mereka menjelaskan panjang lebar, Pangeran Babas tetap saja bersungut-sungut bahwa dia tidak salah.

Hingga suatu hari, terjadi keriuhan di pintu gerbang istana. Keriuhan itu diakibatkan ada sekelompok pasukan berkuda bersiap menyerang istana. Raja yang mengetahui hal tersebut pun menanyakan keberadaan pasukan berkuda itu kepada panglimanya. Ternyata, mereka dari kerajaan sebelah. Mereka merasa tersinggung, karena katanya ada salah satu penduduk yang mengumpat putra raja mereka.

Raja lalu mempersilahkan mereka untuk masuk, dan mengajak mereka bicara baik-baik. Akhirnya, seorang utusan dari kerajaan sebelah pun masuk dan berbincang dengan Raja.

Utusan itu bercerita bahwa ada seseorang yang mengumpat kepada pangeran mereka dengan kasar. Pangeran mereka dipanggil dengan sebutan monyet kurap. Tidak hanya itu, dia juga menyebut pangeran mereka gendut dan jorok, seperti kerbau yang mandi di kubangan.

Raja yang mendengar ceritanya pun Iangsung mengetahui, siapa yang telah melakukan itu. Hal tersebut pasti ulah Pangeran Babas, lalu Raja memanggil Pangeran Babas dan menyuruhnya untuk meminta maaf.

Namun Pangeran Babas berkelit, bahwa putra mahkota itu telah memarkir kudanya di tempat parkirnya. Raja lalu berbisik, karena umpatannya itu, negara mereka hendak diserang. Dan jika diserang, rakyat akan menjadi korban. Raja pun mempertanyakan, apakah Pangeran Babas pernah memikirkan akibat ucapannya sebelum dia mengucapkannya.

Pangeran Babas terkesiap, dia tidak menyangka akibat ucapannya dapat sejauh itu. Akhirnya, Pangeran Babas mau meminta maaf. Untung saja, utusan kerajaan tetangga bersedia menerima maafnya.

Urusan Raja itu lalu mengajak Pangeran Babas ke istana mereka. Di istana itu Pangeran Babas dapat mengucapkan maaf secara Iangsung kepada pangeran mereka. Bahkan, Pangeran dapat bermain bersamanya.

Pangeran Babas memandang ayahnya, dan Raja pun mengangguk menyetujui permintaan utusan kerajaan sebelah. Raja pun berpesan, memiliki teman baru tentu menyenangkan namun biasakan berkata-kata yang baik. Pangeran Babas pun mengangguk pertanda setuju dengan pesan Raja, dan pelan-pelan dia berusaha keras untuk menghilangkan kebiasaan buruknya itu.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *